Tahun Baru, Bagaimana dengan Siang dan Malam
(Catatan
pribadiku 31/12/2011) Malam Tahun Baru. pertengahan malam nanti langit akan
dipenuhi oleh warna-warni kembang api, tanda tahun berganti, bertambah satu angka
lebih tinggi. Ya begitu lah sebuah peradaban yang sudah diukir dan dikemas
sedemikian menakjubkan.
Tahun
baru adalah sebuah peristiwa yang tak habis kupertanyakan. mayoritas penduduk
dunia ikut merayakan Tahun baru masehi ini, menghabiskan waktu dijalan kota,
pantai, pelabuhan, tempat-tempat wisata dan tempat-tempat hiburan. Namun ada
sebagian orang yang memang tidak mau tau dengan tahun baru yang katanya sakral
itu.
Beberapa
momen indah di Malam Tahun Baru, pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, tak
ada yang berubah, hanya ada suatu kerumunan anak muda yang memenuhi sepanjang
jalan, berdesak-desakan menyaksikan momen kembang api yang mewarnai langit. Satu malam
sejuta peristiwa, ada benarnya istilah itu, mngingat kalau boleh saya katakana malam
tahun baru adalah miniature masyrakat Indonesia,
Indonesia yang hedones dan apatis.
Banyak
bahasa yang digunakan, dan sekian tuaian harapan tersusun dalam sebuah kalimat
pendek sampai kalimat panjang. Ada berjumlah paragraph, sampai dalam jilid-jilid
buku. Intinya sama, yaitu “selamat tahun baru, semoga (bla bla bla). Pertanyaannya
apakah hanya di Tahun Baru, dan apakah yang baru. Bukankah tahun itu dengan
angka 2011 sangat tua lebih tua dari umur kakekmu.
Perganti
Tahun kenapa harus dibesar-besarkan, sama saja toh dengan pergantian bulan.
Lalu bandingkan dengan pergantian siang, dan malam atau malam dan siang. Bukankah
itu adalah lebih dari keajaiban. Perhatikan bagaimana Malam menyimpan “Alam”, “Alam”
menyimpan harapan dan “Harapan” menyimpan “Malam”.
Kalau
kau tidak mampu membaca siang dan malam, perhatikan siang dan malam didalam
wujudmu, bila tak ada sesuatu artinya kau lusuh.
0 Response to "Tahun Baru, Bagaimana dengan Siang dan Malam"
Post a Comment