Tan-tretan Maadureh Sadejenah, Tak Langkong Nyo’onah Saporah Sabeloem Epon’



LANDASAN PEMIKIRAN
Carok bukan solusi yang tepat dalam menyelasaikan masalah. pasalnya orang Madura selalu menggunakan otot dibanding otak dalam menyelasikan perkara, carok misalnya. istilah carok adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Masyrakat Madura  dan bahkan istilah itu sudah dikenal oleh masyrakat Luar Madura sebagai sesuatu yang mengerikan. Tidak sedikit carita dari teman-teman, guru, dan Dosen dari luar Madura yang ketika bercerita ketakutanya saat harus bertugas di pulau garam tersebut.
carok adalah terror/serangan mental bukan hanya bagi Masyrakat pendatang tapi juga Penerus Madura.  Betapapun masyrakat Madura sudah merasa tidak enak dengan kebudayaan carok ini, karena memang sangaat menghambat peda perkembangan Intelektualitas. Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana harus mengubah stigma masyrakat Madura selama ini.
Carok  biasanya dipicu oleh suatu permasalahan yang tidak ada perlidungan Hukum, sehingga Masyrakat memandang tidak akan mendapatkan keadilan kalau tidak mencari keadilan sendiri. seperti yang terjadi “carok” beberapa  hari lalu (26/11/2011) dipicu oleh pergadaian kendaraan bermotor. Dimana dalam hal ini menjadi kebiasaan Masyrakat pada Umumnya. Dengan berkembangnya perdagangan bebas, Indonesia banyak menawarkan baranag inport produk-produk baru kendaraan bermotor sehingga setiap tahun-nya produsen mengeluarkan produk baru. Tidak sedikit orang yang tidak mampu membelinya sehingga respon dari pada masyrakat melakukan pergadaian dari tangan ke tangan.
Dalam hal pergadaian kendaraan bermotor tidak jarang didapatkan kenakalan-kenakalan dari Makelar pergadaian motor. Makelar pergadaian kendaraan bermotor mendapatkan upah 100.000,00/1.000.000.000,00. Harga gadai tergantung dari merk motor. Rata-rata berkisar antara 3.000.000-5.000.000. jadi dalam satu motor keuntungan yang diperoleh antara 300.000-500.000 pasalnya tidak sedikit dari makelar saat transaksi barang sering memperlambat pengembalian Uang.
Carok yang terjadi beberapa hari lalu (16/11/2011) dipicu oleh permasalah keterlambatan pengembalian uang sampai bertahun-tahun. Saat teransaksi tidak ada syarat sah secara Hukum sehingga tidak dapat dilaporkan sebagai tindak perdata pada pihak yang berwajib. Masyrakat Madura tidak begitu mengenal atau percaya dengan peranan Hukum yang ada. “Hukum hanya milik orang yang beruang” (red). Masyrakat Madura pada umumnya juga tidak begitu mengenal surat menyurat, pembagian tanah warisan, misalnya. hanya melalu pemasrahan secara lisan, sehingga yang terjadi terdapa kebingungan hokum.
·        PESAN DAN KESAN
Tan-tretan medureh sedejenah, tak langkong nyo’onah saporah…
Masyrakat Madura dikenal sebagai pribadi yang memiliki watak keras, gaya bicara yang kasar, dan suka main otot dan membuat onar dimana-dimana.

Tan-tretan Maadureh sedejenah, tak langkong nyo’onah saporah sebeloem epon’
Budaya carok yang kita miliki tahukah kalau sebetulnya sangat membebankan mental yang sangat luar biasa kepada anak-anakmu, carok yang saat ini kau mainkan dengan keangkuhan yang bersikukuh, ingatlah ada saudara, anak, istri, cucu sampai cicit turut merasakan pedihnya. Bagaiman tidak, dalam istilah carok tidak ada yang namanya menang atau kalah, yang membunuh dan yang terbuuh sama-sama dalam kegelisahan panjang. Sekali lagi tidak ada yang menang atau kalah, karena sebetulnya sama-sama kalah. Pihak yang membunuh akan dilanda kegelisan panjang menunggu saat-saat pembalasan dari pihak yang terbunuh. Begitupun sebaliknya, yang pihak keluarga besar yang terbunuh akan dirundung kegelisahan yag tidak kalah panjangnya, dimana mereka dipaksa mau tidak mau harus membunuh untuk membalaskan darah yang telah ditumpahkan oleh pihak lawan.

Tan-tretan Maadureh sedejenah, tak langkong nyo’onah saporah sebeloem epon’
            Ketika ada debaran syetan Emosi tingkat tinggi merasuk dalam jiwa maka ingatlah keluarga, saudara, anak dan istrimu serta cucu, sampai cicit. Pikirkan nasib buruk mereka jika harus “acarok”. Kegelisahan mereka setiap waktunya, serta malam-malam mereka yang tidak bisa tidur pulas. Bagaimana nasib mereka yang seharusnya bisa menikmati pendidikan dibangku-bangku sekolah serta mencari kebahagiaan bersama teman-teman dan keluarganya harus memikul clurit.

Tan-tretan Maadureh sedejenah, tak langkong nyo’onah saporah sebeloem epon’
            Pikirkan kebudayaan yang seperti apa yang seharusnya kau tinggalkan untuk anak dan cucu-cucu kalian. Pikirkan bagaimana cara mereka berinfestasi untuk dunia dan akhiratnya. Terkadang otak memang tidak bisa berpikir secara sehat akan tetapi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dapat kita cegah dengan memikirkan hidup dalam jangka panjang (dunia dan akhirat)

Tan-tretan Maadureh sedejenah, tak langkong nyo’onah saporah sebeloem epon’
Hidup bukan hanya sekedar mencari kepuasan Nafsu, ataupun diperbudak olehnya. Kita akan menjadi manusia yang disegani, manakala kita mampu mengontrol diri, melakukan segala sesuatu dengan penuh pertimbaangan. Minimal kita dapat mengayomi keluarga kita, memberikan keadilaan kekapada mereka.



Mas Karman Pemimpi, Pejuang, dan Penakhluk.

0 Response to "Tan-tretan Maadureh Sadejenah, Tak Langkong Nyo’onah Saporah Sabeloem Epon’"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel