SAJAK BERSUNGAI
Aku ingin melihat, tak saja mendengar
Juga ingin mendengar tak saja melihat
Itu karena aku seperati ‘kau
Mendengar kepalang tanggung
Tak ada penyelewengan disetiap lapisan
Tak ada gono-gini di luar yang ditentukan
Tak ada fee untuk diselewengkan
Tak ada kawan buat bancaan.
Aku mendengar telah lama sekali
System alokasi tak kalah alot sidang dewan
Dana desa dianggarkan susah bukan alang kepalang
Maksud hati seperti sungai kelautan
Apa lacur system irigasi kekeringan
Kebocoran tumpah ke setiap selokan
aku hanya ingin melihat dan ingin melihat
peningkatan dari hulu ke hilir
pembangunan dri ujung ke ujung
rambut sampai kaki di desa-des
aku hanya ingin melihat dan melihat pembangunan
bukan kasak-kusuk anggaran yang semakin busuk didengar
bukan mobil mentereng yang dijajarkan
bukan kong-kalikong handal semakin pintar
aku muak dengan anak-anak asuh anggaran
pendamping direkrut menambah persoalan
tak maksud melalukan pengawalan
hanya perlu sama-sama aman dan jatah bagian
ada pencatutan nama presiden dan wakil presiden
jagat nasioan bukan main dihebohkan
perbuatan maker tak seorangpun menafikkan
symbol kengegaraan dibuat tarian
adalah kejahatan symbol kenegaraan
Lain waktu sering kejadian
pencatutan nama rakyat disetiap lapisan
barisan data masyrakat penuh perhitungan
besar kecil, untung rugi dikalkulasikan
tak satu jagat dunia pun membuat persoalan
adalah kejahatan kedaulatan rakyat terlupakan
jangan meminta pada siapapun
anggaran aman sampai pelaksanaan
sedang pemotongan telah ditunjukkan
anda potong ayam, di desa potong sapi
anda potong sapi, di desa potong onta
anda potong onta, di desa akan potong tangan anda dan
di desa potong apa saja aku tetap tak melihat apa-apa
begitu agungnya alokasi dana desa
tak satu mata telanjangpun dapat meraba
tak satu datapun janggal dirasa
semua aman berkat tangan-tangan nestapa
Petapan, 29 Desember 2015
Petapan, 29 Desember 2015
0 Response to "SAJAK BERSUNGAI"
Post a Comment