SUSAHNYA MENJADI ORANG TERTIB BERLALU LINTAS

Ini adalah suatu kenyataan yang sulit dipercaya oleh akal sehat, orang yang tertib dihakimi oleh orang yang tidak tertib, dan orang benar dihakimi oleh orang-orang salah. Memang betapa begitu susahnya menjadi orang benar ditengah-tengah orang salah. Hal inilah yang terjadi dalam kompleksitas kehidupan yang terus condong pada arah ketidak sesuaian. Dewasa ini nyaris tidak ada suatu kesalahan, nilai-nilai pembenaran telah disalah artikan oleh banyak orang, bahkan sekarang ini justru segala sesuatu dapat diputar berbalik arah, yang salah itu benar dan yang benar menjadi salah. Anggapan-angapan pembenar telah melahirkan suatu stigma yang mengerikan dalam realitas berkehidupan sosial, telah menyusun dan membangun fundemental yang menyesatkan.
Dalam era modernitas era yang dikatakan era saint ini pada kenyataannya tidak menjadikan Manusia sebagai orang yang bermatabat, seharusnya demikian itu harus disingkirkan pada tempat yang paling pojok. Adakah  sesuatu yang keliru dari apa yang telah diyakini oleh masyrakat pada umumnya di kaupaten bangkalan ini.  Ini tentang perihal masyrakaat sipil yang tidak mau tertib, tentang pegawai yang melakukan hal sama tidak tertibnya dan bahkan aparat. Urutan ini tidak bukan suatu yang pasti anda boleh memulai dari mana saja sangat boleh, karena antara masyrakat sipil, pegawai dan aparatnya sama-sama susah untuk tertib.
Suatu ketika saya sedang melihat seorang pengendara berada dibaris terdepan persimpangan jalan lebih tepatnya berada dibagian paling depan dari lampu lalu lintas, saat itu angka atau timer masih menunjukkan angka 7 (tujuh) warna merah, namun beberapa pengendara lain dibelakangnya menekan klakson, tanda bahwa meminta yang didepannya untuk jalan. Hal serupa mungkin anda juga pernah atau sering melihat keadaan seperti itu, entah menjadi yang meng-klakson atau diklakson, saya sendiri selalu menjadi yang diklakson kalau kebetulan berada dibaris paling depan dari Lampu Lalu Lintas. Hasilnya bagaimana apakah saya mengikuti kemauan pengendara yang dibelakang saya atau tetap dalam pendirian untuk menunggu sampai sampai lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau. Tentu saya tidak mau terjadi kebisingan suara klakson atau paling apes saya berpikir tidak mau ada kendaraan yang nyerodok dari belakang, jadi saya dengan hati terpaksa menancap gas melalu warna merah lampu lintas dan angka 7 (tujuh) daari timer. keputusan yang sama juga terjadi pada pengendara lain dibeberapa kesempatan.
Dari Mana Kita Harus Memulai Mimpi Tertib Lalu Lintas
Bangsa indonesia ini memiliki cita-cita yang jelas dalam hal lalu lintas jelas menajaga keamanan, kenyamanan, keselamatan dan kelancaran bagi penggunna jalan umum, dan hal ini harus diperhatikan betul. Marka jalan bukan sekedar buatan anak-anak yang hendak main tengklok juga lampu-lampu disetiap persimpangan dan tempat penyeberangan bukan hasil oretan orang yang tidak ada pekerjaan, itu semua adalah rambu-rambu yang harus dipahami oleh setiap pengguna jalan.
Namun yang terjadi justru sebaliknya pengguna jalan justru merasa tidak nyaman, karena adanya klakson yang memberikan isyarat untuk menerobos lampu lalu lintas, tentu ini berkaitan dengan keselamatan tidak terjamin sebab hal seberuk apapun menunggu didepan lampu lalu lintas. Belum lagi persoalan kelancaran dan keamanan pengguna jalan umum dari arah berlawanan seringkali diganggu oleh sesosok makhluk aneh, penampakan atau pengguna jalan bayangan ini secara tiba-tiba (Penerobos Lalu Lintas).
Lalu kemudian apa yang menyebabkan keadaan-keadaan serupa? Tentu ini menyangkut pada kesadaran pengguna jalan umum terhadap etika. Apakah ada etika, tentu namanya itu adalah Etika Berlalu Lintas, Nha, lho….
Seringkali kita dengar dan menemukan istilah etika dalam berbagai penggal kehidupan. Misalkan Etika Terhadap Diri, Etika Terhadap Orang Lain, Etika Bisnis, Etika Profesi, dan lain sebagainya. Dalam suatu kehidupan sosial kita tidak bisa lepas dengan dan dari yang namanya Etika, kenapa? Karena Mat Etika atau Siti Etika ini terdapat suatu pedoman yang telah disepakati oleh individu, orang dan kelompok untuk selanjutnya harus dihargai suapaya setiap orang merasa nyaman dan tidak ada yang merasa ada dari haknya yang dilanggar, tentu ini untuk menghindari terjadinya kesenjangan sosial, dan kesenjangan jiwa.
Berlalu Lintas juga ada istilah yang namanya Etika Berlalu Lintas. Saya, Anda, Kalian dan kita semua harus memahami etika yang ada dalam setiap episode yang kita jalani. Dalam Etika Berlalu Lintas (Sopan Santun Belalu Lintas) ada salah satu diantaranya harus mengikuti Isyarat Lampu Lalu lintas supaya cita-cita yang kita sepakati bersama dapat tercapai, sehingga kelancaran, kenyamanan dan ketertiban dapat terwujudkan.
Saran

Bagi anda yang merasa menjadi makhluk bayangan disetiap persimpangan jalan, bisa kita mulai menginsyafkan diri dari sekarang, jangan sampai ada dari hak orang lain yang dilanggar hanya karena ketergesa-gesaan kita. Anda harus percaya bahwa setiap pengguna jalan memiliki kepentingan yang tidak bisa ditunda waktunyasebagaimana anda. Jadi supaya ketertiban, keselamatan dan kelancaran yang merupakan hak setiap pengguna jalan dapat terwujud. DARI KETERTIBAN AKAN TERCIPTA KELANCARAN DARI KELANCARAN INSYAALLAH, KESELAMATAN JUGA TERJAMIN.
Mas Karman Pemimpi, Pejuang, dan Penakhluk.

0 Response to "SUSAHNYA MENJADI ORANG TERTIB BERLALU LINTAS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel