ANDA/PACAR TEROBSESI MANTAN PACAR, BACA INI.
“Pacaran merupakan fenomena yang relatif baru, sistem ini baru
muncul setelah perang dunia pertama terjadi. Hubungan pria dan wanita sebelum munculnya
pacaran dilakukan secara formal, dimana pria datang mengunjungi pihak wanita
dan keluarganya.” (dalam DeGenova & Rice, 2005).
Aku tidak tau bagaimana harus menyikapi situasi dan keadaan
ini, yang tulus, murni dan ikhlas harus di hadapkan
pada subjek yang sama namun berbeda dalam naluri.
Sebuah syair mengungkapkan
““Cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.” (An Namar bin Taulab) ‘Kita memang tidak akan pernah tau kapan kita akan jatuh cinta dan kapan akan jatuh benci’ (Arman Solit dalam postingan Wejangan Cinta Tengah Malam), selain memang kesulitannya mengontrol setiap gerik hati, dan setiap informasi dan data yang juga sering kabur tapi juga kesulitan paling besar adalah mengetahui isi hati dari pasangan kita-sejatinya prilaku dan tindakan terkadang masih dapat di bohongi dan dikelabui sehingga sulit rasanya untuk mengetahui suatu kebenaran dari padanya.
““Cintailah kekasihmu dengan cinta sewajarnya niscaya tidak akan membebanimu, bila kamu memutus cinta itu dan bencilah musuhmu dengan benci sewajarnya, karena bila engkau berusaha mencintainya, maka engkau akan bersikap bijak padanya.” (An Namar bin Taulab) ‘Kita memang tidak akan pernah tau kapan kita akan jatuh cinta dan kapan akan jatuh benci’ (Arman Solit dalam postingan Wejangan Cinta Tengah Malam), selain memang kesulitannya mengontrol setiap gerik hati, dan setiap informasi dan data yang juga sering kabur tapi juga kesulitan paling besar adalah mengetahui isi hati dari pasangan kita-sejatinya prilaku dan tindakan terkadang masih dapat di bohongi dan dikelabui sehingga sulit rasanya untuk mengetahui suatu kebenaran dari padanya.
Lantas apakah kemudian kita akan menumbuhkan rasa ketidak percayaan
untuk mengantisipasi hubungan yang penuh dengan pertanyaan akan keabsahan hati dari
pasangan kita, ah rasanya bukan dengan cara itu, karena bila itu dilakukan
hanya akan menambah permasalahan baru. lantas dengan cara apa dan bagaimana?
Atau kita harus menjadi radar, memantau apa dan dengan siapa saja iya seharian,
hal itu tidak mungkin- gak lucu juga kan?
Setiap orang memiliki masa silam atau kata lain: masa lalu,
siapapun termasuk kita tidak berhak untuk menghakiminya. Masalalu, kenangan
bersama pacar memang suatu hal yang oleh sebagian orang dan/atau pasangan
merupakan suatu hal sulit di lupakan atau bahkan terkadang sengaja untuk tidak
di lupakan dengan alasan masih cinta mati. Tidak sedikit pengakuan dari seorang
mantan pacar yang mengakui masih menyimpaan perasaan yang begitu dalam, secara
diam-diam maupun secara terang-terangan ingin rujuk kembali membangun suatu
hubungan bersama sang mantan sekalipun PB (Pacar Baru) jelas dan terang
wujudnya dan sekalipun juga masalalunya mustahil untuk di ulang kembali. TIDAK
SEMUA MANTAN YANG MASIH KAMU SAYANG, JUGA MASIH MENYAYANGI KAMU, BEGITU JUGA
SEBALIKNYA; coba deh feed back kita ingat kembali pasti anda
pernah mengalami hal yang sama, di mana mantan anda begitu masih sangat
menyayangimu, dan begitu ingin rujuk kembali denganmu, tapi apa yang terjadi
anda cuek-bebek bukan. Nah seperti
itulah yang saat ini sedang terjadi-siklus kehidupan terus berputar dan
menempatkan kita pada titik satu pindah ketitik yang lain. Itu adalah siklus
kehidupan dimana kita akan menyicipi satu demi satu asam-manisnya dengan segala
macam warna dan rasanya yang berbeda-beda.
Bagaimana Cara
Menyikapinya?
Disinilah ‘pravesi’ yang kusebut masa silam harus di pertanyakan
kembali (jengkel juga kalau punya pacar yang masih hidup dengan dunia imajinasi
tentang manatan), di biarin makan hati, di bilangin makan perasaan. Serba salah
dan serba keliru alias serba-serbi salah-keliru.
BJ. Habibie kepada Ainun (Allahummaghfirlaha)
istrinya mengatakan “masalaluku adalah milikku, masalalumu adalah milikmu
tapi masa depan adalah milik kita berdua”. Sebuah pernyataan yang sangat mudah
di terima oleh akal namun sulit bagi
perasaan di ungkapkan oleh seoang mantan Presiden RI ke-3 tersebut mengandung
filosofif yang dalam. Dalam suatu hubungan PACARAN bukan hal yang asing kita
jumpai pasangan kita masih sering tersandung atau sengaja di sandungkan pada
masa lalunya, mantan pacar. Mantan pacar seringkali di sakralkan, cinta-cinta
buta sering kali di tunjukkan, kita selalu memrhatikan perasaan dari perasaan
kita sedangkan dalam waktu yang sama justu mengabaikan perasaan dari psangan
kita, pacar.
Seseorang yang masih menyayangi mantan pacarnya selalu melakukan
alasan-alasan pembenar untuk mendapatkan pembelaan dari dirinya sendiri. Ada
banyak alasan kenpa seseorang yang sudah memiliki pacar ternyata masih
menyayangi sang mantan. Sering membandingkan pacar dengan pasangan itu salah
satu unsure penyebab seseorang itu terjebak dalam sebuah retorika pasangan
ideal. Saya akan mengatakan satu pribahasa “satu yang ada di depan mata adalah
seribu kebaikan, dan satu yang ‘di belakang mata’ adalah seribu kemudharatan.
Al-Hasil
Anda harus ingat bukan hanya anda yang memiliki masa lalu, pacar
anda, atau pasangan anda adalah sama dengan anda. Sama-sama memiliki masa lalu
yang mungkin barangkali seribu kali lebih sulit dari pada anda atau paling
tidak dia pasangan anda merasakan hal sama seperti anda, mengalami hal-hal
tersulit untuk melupakan masalalu.
Tapi lihatlah dia-pasangan
anda tampil dengan sempurna kesahajaan pada yang telah ada mebuatnya menyadari
akan satu hal “satu yang ada di depan mata adalah seribu kebaikan, dan satu
yang ‘di belakang mata’ adalah seribu kemudharatan.”.
Yups… masihkah akan tetap melakukan pembelaan-pembelaan
Masihkah akan tetap terjebak dalam suatu retorika pasangan ideal
Jawabannya tidak ada lain kecuali anda harus mengimani yang ada
karena di adakan oleh sang Maha Ada.
tak mengerti tapi mencoba untuk memahami..
ReplyDeletecukup dinikmati aja
Delete