Teruntuk yang Terkenang dan tetap 'ku Timang
Aku
bukan hanya sekedar mencintaimu,dan bukan hanya sebatas menyayangimu
Entahlah,
aku tidak mengerti bagaimana seharusnya aku mengartikan semua ini, Mengartikan
bahasa kalbu yang masih kukatakan kelabu: melupakanmu adalah kematianku.
Yah, aku
akui wajah cintaku yang kemarin memang sangatlah buruk untukmu, menjadikanmu
ada di dalam ketiadaanku__ maka ijinkanlah aku membasuh muka ini sampai suci,
tampil di depanmu dengan wajah cinta yang sempurna, berikan aku kesempatan
untuk menggenapi cinta__ dan aku ada di dalam ketiadaanmu.
Saying,
kamu adalah amanah yang paling besar untukku__amanah cinta yang masuk dalam
jiwa merupakan sebuah isyarat atau semacam WANGSIT yang oleh Tuhan di perwujudkan
untuk hidupku: dan itu kepadamu__. Bukan kepada yang tiada atau yang masih akan
ada. Kau adalah wujud itu, Sayang. wujud yang dalam sembariku selalu kupeluk
dan kukecup atas kasih Tuhan yang tak pernah alpa.
Saying,
orang bilang kegagalan itu adalah IBU dari keberhasilan. Aku harapkan hal ini juga
terjadi kepadaku__yaitu perpisahan kita dapat menjadi ibu bagi kelangsungan
hubungan kita ke depan, ibu yang akan menyatukan cinta, ibu yang akan
mendewasakan kekanakan-kita, dan ibu yang syarat dengan wejangan surganya. Yah,
bagiku perpisahan ini adalah macam sesosok ibu, yang menasihatiku bagaimana
cara mencintaimu- bagaimana cara meraih hal yang sesulit apapun itu-aku harus
tetap meraihmu.
Entahlah,
aku hanyalah sebatang kayu, yang sengaja di tebang lalu di belah--Yang entah nanti
akan kemana perginya.
0 Response to "Teruntuk yang Terkenang dan tetap 'ku Timang"
Post a Comment