Berkabung



Dari sudut ruangan ini kemenyan beterbangan dari satu arah ke-arah yang lain. Oh bukan bau kemenyan (dupa) yang sedang menyesakkan dada tapi kemenyan itu ada, karena ada yang telah tiada.
Aku datang dari sudut-kesudut menyaksikan helai-helai kafan membungkus muka dan menekuk wajah saudaraku. oh air mata itu menampar mukaku, aku kembali teringat saat aku kehilangan orang yang aku sayang, namun dulu aku tak sesedih itu, karena saat itu aku belum mengenal apa itu kesedihan, dan apa itu rasa kehilangan. Dari segi umur aku memang lebih dini di banding kamu. tapi aku lebih awal merasa kehilagan orang yang kita sayang, Sahabatku kita harus menerima kenyataan pahit ini kenyataan yang tidak bisa di rubah menjadi manisan, meskipun kita meratap dan bersujud sekalipun. Sahabatku, mungkin kehidupan ingin bercakap-cakap dengan kita saat ini,  maka dengarkanlah dengan dada-dada menengadah.
Ada tugas besar yang harus kita lakukan, dalam hidup ini. Kemarilah dekatkan telingamu, akan kubisikkan tentang sesuatu yang besar dari percakapan kecil ini. 
Mas Karman Pemimpi, Pejuang, dan Penakhluk.

0 Response to "Berkabung"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel