PEMBUNUH HAK


Walau bagaimanapun, kau tidak akan menjadi pahlawan, sejauh kau tetap mempertahankan keserakaahanmu. Keserakahan terhadap saudara sendiri adalah bukan sifat dari kesatria dan manusiawi. Demi untuk memuaskan kegilaanmu terhadap harta, bahkan kau melupakan dengan cara apa untuk mendapatkannya, meski ternyata bangkai saudara yang dimakan. Pernahkah kau berfikir, kalau ternyata kau biang keladi dari kesemrautan ini, akar dari semua perpecahan yang ada. Betapa munafiknya kau, dengan paras seperti tanpa dosa membanggakan apa yang telah kau capai. Melupakan air mata anak-anak dari orang tua yang kau gerus hartanya. “Apakah kau ingin menjadi koloni ditanah kelahiranmu sendiri. Aku, tahu betul bagaimana sikap kau. Paling-paling pada episode selanjutnya kau berpura-pura datang sebagai Bung Karno. Akal busuk yang terus kau pelihara akan terus menjadi bomerang utk hidup kau.
Kau yang serakah
Kau yang sombong
Kau yang munafik
Aku beritahukan kepadamu dengan penuturan yang sejelas-jelasnya. Kalau sesungguhnya saudara-saudarmu sangat muak kepadamu, hal itu dikarenakan, mereka masih menganggapmu sebagai saudara, bukan sebagai koloni. Berhentilah menjadi parasit, kita sama-sama lapar, perlu untuk makan.
Harapan mereka minimal kau bersedia untuk tidak bermain ala catur, jangan abaikan hak-hak mereka, perhatikan betul dan penuh kehatia-hatian dibagian yang mana boleh kau ambil, jangan asal nyelonong.
Ingat dari setiap satu keputusan terdapat sejuta harapan, dan bilamana kau gagal atau salah memberikan suatu keputusan maka bersamanya berjuta-juta harapan telah terputus.
And than terserah kau………..
 
Mas Karman Pemimpi, Pejuang, dan Penakhluk.

1 Response to "PEMBUNUH HAK"

  1. bahasa nakal memang terkadang dibutuhkan untuk membuka topeng. heeee

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel